Rabu, 05 September 2012



Job Seeker, No! Enterpreneur, Indonesia Sejahtera
Perekonomian merupakan faktor vital dalam kehidupan bernegara. Untuk mensejahterakan rakyat nya pemerintah mengeluarkan dana yang tidak sedikit dari APBN yang banyak berasal dari hutang luar negeri bisa berbentuk subsidi, bantuan langsung serta jaminan. Saya merasakan kewibawaan pemerintah akan terasa pada kemajuan ekonomi yang dirasakan langsung oleh rakyatnya sehingga kepercayaan itu terus mengalir dan kesejahteraan itu tercapai. Tapi hingga kini hal itu dirasa masih jauh dari harapan.
Bahkan Ditingkat dunia, Indonesia sangat diagungkan karena bersama China dan India berhasil bertahan dari krisis ekonomi global dimana pertumbuhan ekonomi kita termasuk tertinggi yakni sekitar 6%. Dari data tersebut seharusnya jumlah ini dapat dirasakan langsung oleh rakyat tetapi kenyataannya tidak. Pertumbuhan ekonomi semu itulah yang hanya mementingkan kaum liberalis asing yang memutar uangnya di Indonesia. Sungguh miris memang keadaan dimana kita hanya di mindset sebagai konsumer bukan produsen bahkan dinegeri sendiri.
Sebagai pemuda yang dituntut untuk mampu memecahkan masalah-masalah bangsa, disinilah kesempatan terbuka. Sudah saatnya yang menjalankan roda perekonomian adalah anak bangsa sendiri bukan asing sehingga pertumbuhan ekonomi semu tersebut tidak terulangi. Lalu dengan cara apa? Salah satu jawaban efektif adalah berwirausaha atau menjadi enterpreneur. Membuat suatu usaha bukanlah hal yang sulit butuh kreativitas dan kemauan. Lalu mengapa harus pemuda? Karena hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi enterpreneur sangat banyak yang dimiliki orang yang berjiwa muda seperti kreativitas, semangat, solutif dan dinamis.
Menurut data yang ada jumlah pengusaha atau enterpreneur di Indonesia hanya berjumlah 0,2 % tetntu ini jauh dari jumlah ideal dimana suatu negara ingin maju dan mandiri dalam perekonomian mereka setidaknya membutuhkan 2% dari jumlah penduduknya adakah pengusaha. Bandingkan dengan negara-negara yang beriklim baik untuk enterpreneur seperti Amerika serikat dengan 11%, Singapura dengan 7,2%,Jepang dan China dengan masing-masing 7%. Melihat angka-angka tentulah kita bisa bandingkan negara-negara maju tersebut bisa sedemikian mandiri dengan ekonomi dipastikan karena jumlah enterpreneurnya di negara tersebut.
Sebenarnya Eterpreneur bukanlah hanya suatu profesi melaikan jiwa atau sikap. Orang yang memiliki jiwa seorang enterpreneur pastilah setidaknya memiliki sikap pantang menyerah, solutif dan tanggap terhadap lingkungan. Pemuda yang memiliki jiwa enterpreneur walaupun belum memeiliki usaha tetapi seudah memiliki modal yang besar
untuk berkontribusi untuk Bangsa maka dari itu mindset seorang pemuda harus diubah dari seorang Job seeker(pencari kerja) menjadi Pembuat lapangan kerja.

Penulis : Kemal Rasyad (ITS : Etos Surabaya)

Referensi :
Workshop Pemuda dan Enterpreneur. 2012
Satria nova. 2010. Kuliah atau kuli yah?
Artikel-artikel

1 komentar: