Job Seeker, No! Enterpreneur, Indonesia Sejahtera
Perekonomian merupakan faktor vital
dalam kehidupan bernegara. Untuk mensejahterakan rakyat nya pemerintah
mengeluarkan dana yang tidak sedikit dari APBN yang banyak berasal dari hutang
luar negeri bisa berbentuk subsidi, bantuan langsung serta jaminan. Saya
merasakan kewibawaan pemerintah akan terasa pada kemajuan ekonomi yang
dirasakan langsung oleh rakyatnya sehingga kepercayaan itu terus mengalir dan
kesejahteraan itu tercapai. Tapi hingga kini hal itu dirasa masih jauh dari
harapan.
Bahkan Ditingkat dunia, Indonesia
sangat diagungkan karena bersama China dan India berhasil bertahan dari krisis
ekonomi global dimana pertumbuhan ekonomi kita termasuk tertinggi yakni sekitar
6%. Dari data tersebut seharusnya jumlah ini dapat dirasakan langsung oleh
rakyat tetapi kenyataannya tidak. Pertumbuhan ekonomi semu itulah yang hanya
mementingkan kaum liberalis asing yang memutar uangnya di Indonesia. Sungguh
miris memang keadaan dimana kita hanya di mindset
sebagai konsumer bukan produsen bahkan dinegeri sendiri.
Sebagai pemuda yang dituntut untuk
mampu memecahkan masalah-masalah bangsa, disinilah kesempatan terbuka. Sudah
saatnya yang menjalankan roda perekonomian adalah anak bangsa sendiri bukan
asing sehingga pertumbuhan ekonomi semu tersebut tidak terulangi. Lalu dengan
cara apa? Salah satu jawaban efektif adalah berwirausaha atau menjadi
enterpreneur. Membuat suatu usaha bukanlah hal yang sulit butuh kreativitas dan
kemauan. Lalu mengapa harus pemuda? Karena hal-hal yang dibutuhkan untuk
menjadi enterpreneur sangat banyak yang dimiliki orang yang berjiwa muda
seperti kreativitas, semangat, solutif dan dinamis.
Menurut data yang ada jumlah
pengusaha atau enterpreneur di Indonesia hanya berjumlah 0,2 % tetntu ini jauh
dari jumlah ideal dimana suatu negara ingin maju dan mandiri dalam perekonomian
mereka setidaknya membutuhkan 2% dari jumlah penduduknya adakah pengusaha.
Bandingkan dengan negara-negara yang beriklim baik untuk enterpreneur seperti
Amerika serikat dengan 11%, Singapura dengan 7,2%,Jepang dan China dengan
masing-masing 7%. Melihat angka-angka tentulah kita bisa bandingkan
negara-negara maju tersebut bisa sedemikian mandiri dengan ekonomi dipastikan
karena jumlah enterpreneurnya di negara tersebut.
Sebenarnya Eterpreneur bukanlah
hanya suatu profesi melaikan jiwa atau sikap. Orang yang memiliki jiwa seorang
enterpreneur pastilah setidaknya memiliki sikap pantang menyerah, solutif dan
tanggap terhadap lingkungan. Pemuda yang memiliki jiwa enterpreneur walaupun
belum memeiliki usaha tetapi seudah memiliki modal yang besar
untuk berkontribusi untuk Bangsa maka dari itu mindset
seorang pemuda harus diubah dari seorang Job seeker(pencari kerja) menjadi
Pembuat lapangan kerja.
Penulis : Kemal Rasyad (ITS : Etos
Surabaya)
Referensi :
Workshop Pemuda dan Enterpreneur. 2012
Satria nova. 2010. Kuliah atau kuli yah?
Artikel-artikel
SUUUUUUUUUUUUUUUUUUUwangar
BalasHapus