Rabu, 05 September 2012

PEMUDA DESA: PEJUANG DAN PENJAGA NILAI-NILAI LELUHUR



Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia. Itulah salah satu kutipan dari pernyataan Bung Karno yang menggambarkan bagaimana kuatnya peran pemuda. Peran penting pemuda telah tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, proklamasi kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966, sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang meruntuhkan kekuasaan Orde Baru selama 32 tahun sekaligus membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi. Fakta historis ini menjadi salah satu bukti bahwa pemuda selama ini mampu berperan aktif sebagai pionir dalam proses perjuangan, pembaruan, dan pembangunan bangsa.
            Tentunya kita ingin menjadi pemuda seperti yang dimaksudkan oleh etoser, pemuda pejuang, pemuda pembaruan dan pembangunan bangsa. Namun, Pemuda pada era setelah reformasi terkesan ideologis, pragmatis dan apatis, apalagi terhadap nilai-nilai yang telah diajarkan oleh para leluhur kita terdahulu.
            Para leluhur kita telah mewariskan begitu banyak nilai-nilai yang hendaknya kita jaga terus karena nilai-nilai tesebut adalah identitas atau jati diri suatu bangsa, nilai-nili tersebut antara lain: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerjasama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happinnes), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggung jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicty), toleransi (tolerance) dan persatuan (unity).
            Kita sebagai pemuda merupakan ujung tombak dari suatu bangsa, harapan bangsa, penjaga nilai budaya suatu bangsa dsb. Namun pada realitanya pemuda jaman sekarang agaknya sudah tak lagi peduli dengan semua itu. Apalagi mereka yang tinggal di perkotaan, pemuda kota cenderung lebih individualis. Kondisi lingkungan yang heterogen dan berdaya saing tinggi menjadikan mereka lupa akan nilai-nilasi para leluhur.
Berbeda halnya dengan pemuda desa. Kondisi lingkungan pedesaan dengan masyarakat yang homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya  serta di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam menjadikan mereka lebih mengenal akan kebiasaan dan nilai-nilai yang telah diterapkan oleh para leluhur kita. Maka pantaslah jika kita menyebut mereka (pemuda desa) sebagai pejuang dan penjaga nilai-nilai leluhur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar