Rabu, 05 September 2012

Jadilah Pemuda...Tetap Bodoh Anti Kemapanan!!

 
Oleh : Ummi Muthi’ah F.

Tetap bodoh, tetap lapar anti kemapanan..
Tidak semua orang memahami dengan seketika maksud dari kalimat diatas, pun dengan judul diatas. Mungkin aneh, dengan ajakan untuk “tetap bodoh” dan “anti kemapanan”. Namun inilah “mental’ yang harus dimiliki pemuda Indonesia.
Bagaimana tidak, setiap tahun jumlah pengangguran terdidik di Indonesia kian meningkat, data dari BPS tahun 2009  menunjukkan bahwa jumlah penganggur terdidik yang telah menamatkan sampai dengan februari 2009 telah mencapai 1,1 juta orang. Secara persentase, jumlah penganggur terdidik juga meningkat drastis. Penganggur terdidik tercatat mencapai 12% pada Februari 2009, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase pada 2004 yang hanya mencapai 5,7% (BPS, 2009).
Ironisnya, peningkatan penganggur di kalangan terdidik terjadi pada saat jumlah pengangguran secara keseluruhan mengalami penurunan, baik dalam persentase maupun secara absolute. BPS menunjukkan bahwa jumlah persentase pengangguran terus menurun dari 9,86% dari angkatan kerja pada 2004 menjadi 8,14% dari angkatan kerja 2009. Demikian pula secara absolute, jumlah penganggur turun dari 10,25 juta orang pada 2004 menjadi 9,26 juta orang pada 2009.
Fakta diatas sudah cukup membuktikan, bahwa pendidikan tinggi yang ditempuh  banyak pemuda di negeri ini, hanya sekeder usaha memperoleh gelar “sarjana” belaka. Sementara itu esensi dari pendidikan itu sendiri tidak membuatnya tuk selalu menjadi pembelajar. Mereka hanya sekedar kuliah, datang, mendapat nilai dan lulus menjadi sarjana. Jiwa – jiwa pembelajar pemuda perlu dibangunkan dari tidur panjangnya. Maka tak salah lagi, perlu adanya penanaman mental “tetap bodoh” bagi seluruh pemuda harapan bangsa. Agar mereke tidak berpuas diri dengan ilu yang diterima begitu saja, namun juga ada kepuasan atas usaha memperolehnya. Karena belajar bukan sekedar menerima banyak ilmu, harus ada jerih payah untuk memperoleh ilmu. Bukan sekedar menjadi pemuda “pelajar”, tapi lebih dari itu “pemuda pembelajar”.
Dan beginilah sikap pembelajar:
Belajar, dapatkan dan kembalikan. Inilah tiga kunci kebahagiaan. Yang pertama kejarlah dibangku sekolah, yang kedua bangunlah karir atau bisnis, dan yang ketiga kembalikan pada orang-orang yang kurang beruntung sebagai rasa terimakasihmu. (Jack Balowsek)
Setelah memiliki mental tetap bodoh, pemuda juga harus bermental anti kemapanan. Salah satu penyebab banyak pemuda pengangguran adalah karena merasa nyaman dengan kondisi hidupnya yang bergantung pada orang tua. Yaitu fenomena parasit lajang, menurut pakar ekonomi Profesor Aris Ananta dari National University of Singapore,  merupakan sebutan bagi para generasi muda yang manja dan terlalu bergantung pada orangtua dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, dengan kata lain adanya jaminan kelangsungan hidup meski mereka tidak bekerja. Dengan demikian, bagi sebagian besar dari mereka, tidak bekerja tidak menjadi sebuah masalah besar.
Utuk itu jadilah pemuda yang Tetap Bodoh, Anti Kemapanan!!!

Daftar Pustaka :
Kasali, Rhenald. 2010. Wirausaha Muda Mandiri Ketika Anak Sekolah Berbisnis. Jakarta: PT. Gramedia.
furkonable.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar