Rabu, 05 September 2012

Menciptakan Kreasi Baru dengan Barang yang Lusuh


Apakah ada barang lama yang sudah tidak digunakan, namun sayang untuk dibuang? Apakah kita terlalu sayang pada barangnya atau terlalu sayang pada uangnya? Hmm mungkin jawabannya ada pada diri kita sendiri. Nah, pada kesempatan kali ini, penulis ingin membuka sedikit tabir misteri pakaian yang semakin hari semakin membuat penasaran.

Sebelumnya, mari kita lihat dulu informasi terkini tentang pakaian. Dalam waktu satu tahun, Indonesia dapat menyumbang limbah tekstil sekitar ratusan ribu ton. Kita dapat bayangkan betapa banyaknya limbah tekstil yang dapat merusak lingkungan. Tidak hanya itu, limbah tekstil juga mengandung beberapa logam berat. Di mana, keberadaan logam berat tersebut hanya akan mempersulit bumi kita untuk bernafas. Mungkin sebagian dari kita berpikir bahwa tekstil itu hanyalah onggokkan kain yang tidak terlalu berbahaya. Persepsi itu memang benar. Namun, jika kita membiarkan hal itu terjadi secara terus-menerus, maka onggokkan tersebut akan memberatkan kita sendiri. Salah satu cara kita menyelamatkan bumi ini yaitu dengan cara mendaur ulang limbah tersebut.

Saat ini, sudah banyak ide-ide kreatif tentang penanggulangan limbah tekstil. Mulai dari membuat sapu tangan, sampai dengan membuat baju dengan dasar yang sudah lama. Meskipun demikian, pakaian yang dibuat dari kain yang sudah tidak terpakai lagi alias bekas, masih terlihat cantik dan bagus. Bahkan lebih menarik dibandingkan dengan pakaian yang baru.

Masih belum bersemangat? Mari kita simak cerita Kate Middleton dari Inggris

Diam-diam, Kate Middleton yang kini bergelar Duchess of Cambridge punya julukan baru, pecinta daur ulang. Dalam berbagai kesempatan, ia tak sungkan mengenakan baju yang sama yang pernah dipakai dalam acara lain. 

Terakhir, ia tampil dengan mantel Missoni warna abu-abu untuk kunjungan kerajaan mendampingi Ratu Elizabeth II. Busana yang sama pernah dikenakannya untuk kunjungan ke Fortnum & Mason pada bulan Maret lalu.

Ini bukan kali pertama ia tampil dengan busana yang sama untuk acara publik. Akhir pekan lalu ia terlihat mengenakan gaun bermotif bunga Jenny Packham ke pernikahan sepupu Pangeran William, Emily McCorquodale. Dia mengenakan gaun ini  pada pertandingan polo di AS tahun lalu.

Duchess ini juga memakai mantel abu-abu merpati yang sama pada acara Order of the Garter dan topi yang sama di Epsom Derby Epsom.

Ia mengenakan gaun putih Reiss yang sama untuk foto pertunangannya dan pada tur Kanada, dan dia mengenakan mantel krem untuk pernikahan Zara Phillips dan Mike Tindall dan sebuah peristiwa tahun 2006.

Gaun hijau rancangan Diane Von Furstenberg yang dipakai dalam pesta pra-pertunangan juga dikenakannya saat  kunjungan ke Los Angeles, dan dia mengenakan mantel biru untuk sebuah pernikahan pada tahun 2006 dan perayaan ulang tahun Duke of Edinburgh.

Tahun lalu, Duchess dilaporkan telah menolak dengan sopan untuk menggunakan rias pribadi. Ia mengatakan hal itu hanya membuang-buang uang saja.

Roy Strong, sejarawan, menyatakan apa yang dilakukan kate tentu sudah sepersetujuan ratu. Bahkan katanya, langkahnya mendaur-ulang busana untuk penampilan publik makin membuat ratu sayang padanya. 

Ia menyatakan, Ratu adalah pribadi yang tak suka boros. Dalam sebuah opini di surat kabar Inggris, sikap ratu ini dibentuk oleh masa pertumbuhannya yang ada dalam bayangan Perang Dunia II dan bahwa ia ''jatuh bangun'' bersama negaranya. 

"Sikap ini terus terbawa sepanjang hidup Ratu dan saya pikir itu sebagian alasan mengapa dia suka Kate, yang tidak takut untuk memakai gaun yang sama dua kali," katanya.

Nah, Kate saja tidak malu memakainya. Padahal Kate orang terkenal di Inggris. Sebagai pemuda seharusnya kita lebih semangat dalam menjaga lingkungan. Salah satunya dengan mengelola limbah dengan seni. Jangan hanya bisa bicra, tapi tindakanlah yang sangat dibutuhkan Indonesia. Semangat!!

Sumber
  1. Tantangan Pemuda Saat Ini karya Ilham Wahyudi, S.Si
  2. Jenis Pakaian Daur Ulang karya Susi Citra, S.Pd


Tidak ada komentar:

Posting Komentar