Jumat, 20 Juli 2012

Menuju Kemandirian Desa Binaan

Rowosari, desa di salah satu Kecamatan Tembalang, Semarang ini kini terkenal dengan sebutan Banana Village. Dengan potensi pisangnya, sebenarnya Rowosari  memberikan peluang bagi siapapun untuk memberdayakan desa tersebut. Salah satu komunitas yang mampu menangkap peluang tersebut yakni lembaga Beastudi Etos. Dalam proses pemberdayaannya, muncullah  sebutan “Banana Village” yang terangkai dalam program sistematis bernama  “Sekolah Desa Produktif”.

Pemberdayaan Sekolah Desa Produktif tersebut kurang lebih sudah berjalan selama dua tahun dengan berbagai  hasil yang didapatkan.  Dalam bidang kesehatan diadakan senam pagi yang diadakan rutin 2 pekan sekali. Selain itu gotong royong membersihkan lingkunganpun menjadi saran peningkatan kesehata desa tersebut.

Dari segi sosial, maka Beastudi Etos berusaha menggerakkan karang taruna di daerah tersebut. Dari kegiatan tersebulah lahirlah “Perisai” program yang untuk kemudian melahirkan pemuda yang mampu secara mandiri berkontribusi terhadap kemajuan daerahnya. Rumah baca, TPQ dan bimbel pun tidak mau kalah dalam menyumbangkan wujud pemberdayaannya dari bidang pendidikan.

Untuk segi ekonomi, tentu menjadi segi yang paling menonjol. Dengan dampingan dari mahasiswa penerima Beastudi Etos ini, pisang yang selama ini  hanya di jual buahnya saja, kini semua bagian pohon pisang dapat menjadi komoditas ekonomi yang menarik. Tidak hanya optimalisasi pohon pisang, namun juga menghasilkan berbagai produk  yang unik, kreatif, variatif dan produk kuliner yang  tentu lezat.

Gedebong pisang yang selama ini tak banyak dilirik, kini menjadi bahan baku sampo. Sampo Debo, begitu nama produk cairan utnuk keramas ini. Untuk kuliner, ada produk yang bernama Robanna yang merupakan akronim dari Rowosari Bananna. Robanna merupakan makanan kripik pisang dengan berbagai rasa. Selain itu ada pula krupuk bonggol pisang, yang jika kita cicipi, sekilas gurih dan kriuknya seperti kerupuk biasa, namun ternyata ini terbuat dari bonggol pisang, yang tentu kaya akan serat.

Untuk memperkuat dan memperluas jaringan Rowosari ini, maka para penerima Beastudi Etos mengadakan  kegiatan Visit Rowosari. Kegiatan ini  merupakan salah satu dari rangkaian Temu Etos Nasional (TENs) 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2012.  Mahasiswa dari  14 Universitas di Indonesia (UNAND, USU, UI, IPB, ITB, UNPAD, UGM, UNDIP, UNBRAW, ITS, UNAIR, UNHAS, Universitas Syeh Kuala dan Universitas Mulawarman) pun mengikuti kegiatan ini untuk mendidik kepekaan para pemuda tersebut untuk semakin meningkatkan kontribusinya bagi bangsa.

Acara visit Rowosari yang bertujuan untuk mendidik para negarawan muda ini dihadiri pula oleh  Drs. Kusumardono (Kepala BAPERMADES), Ahmad Nur Sodik (Direktur Pengembangan Ekonomi IIBF), Abdul Rofiq (Praktisi Yayasan Bintari), serta salah satu penerima Beastudi Etos yakni Rini Indah Sulistyowati yang secara langsung berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat setempat. Mereka berbagi pengalaman dan  juga solusi agar masyarakat Rowosari menjadi lebih berkembang dan maju.

Dengan adanya Visit Rowosari yang merupakan ujung rangkaian TENs (Temu Etos Nasional) 2012, diharapkan para mahasiswa penerima Beastudi Etos menjadi bagian dari  solusi permasalahan yang dihadapi bangsa dan berkontribusi secara nyata dalam membangun karakter generasi muda. Selain itu, akan lebih banyak desa lagi yang seberuntung Rowosari.

Sumber : http://www.beastudiindonesia.net/2012/etos/79-menuju-kemandirian-desa-binaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar