Memang sangat sulit
menemukan sosok seorang pemuda yang cerdas, jujur, berani, tawadhu, istiqomah,
dan tidak egois.sebenarnya ini bukan masalah umur namun ini masalah
kepribadian, tidak penting tua atau mudanya. Jangankan yang muda, yang sudah
tua karena hidupun belum bias membentuk karakter idealnya itu seperti apa? Saya
pikir karakter idealnya seorang negarawan itu simple saja, yaitu layaknya sosok
ksatria :berani, jujur, tawadhu, dan ikhlas.
Memang sangat mudah diucapkan tapi sulit
dipraktekan. Munkin kal;au kita jeli dalam menelaah sejarah munkin Miqdad bin
Zaid adalah tokoh yang menarik untuk menjadi inspirasi bagi para pemuda
Indonesia. Sosok yang yang pemberani, dan punya semangat yang tinggi, orator.
Beliau adalah seseorang kepercayaan
Rasulullah SAW sebagai pippinan perang. Karena kealianya pada seni perprangan,
administrasi, dan lidership. Kalau untuk pemuda Indonesia saat ini jangankan
untuk seni perperangan seni beladiri saja munkin masih entah-brantah.. saya berani jamin bahwa keminatan pemuda Indonesia saat ini untuk mempelajri
bela diri kurang dari lima puluh persen.
Yang ngetop malah boy band gitu kali
ya?
Bela diri itu penting
karena selain untuk melindungi diri sendiri dan orang lain, bela diri juga
merupakan sunah Rasul. Mengikuti trend itu boleh biar gak di bilang” katrok” namun kita jangan sampai menjadi
orang yang lua diri. Kalau sutu saat
tentara Amerika datang buat nyerang kita giman? Emang bisa di hadapi
dengan nari ala Super Junior gituu? Gak
bisa! Tapi kalau dikasih dwichagi
atau teknik harimau bagaluik, lain
lagi. Munkin bisa mematahkan tiga kepala tentara Amerika sekaligus kayaknya.
Kembali ke Miqda bin
Zaid tadi, beliau adalah orang yang penuh semangat . suatu ketika di waktu
hendak pergi ber perang Rasulullah bertanya siapa yang hendak maju atau mundur
untuk pergi berperang. Lalu, Miqda berdiri berbicara dengan lantang” hai
Rasulullah kalau engkau bertanya siapa yang ingin berperang, maka kami akan
mengatakan hal yang sama seperti apa yang dikatakan Bani israil kepada nabi
musa AS, kalau mereka mengatakan pergilah , perangi mereka bersama tuhanmu. Kami atetap tinggal disini, setelah
engkau mememnangkan perperangan maka barulah kami maski wilayah itu. Tapi kami akan mengatakan pergilah kau perangi mereka bersama tuhanmu,
dan kami akan berada di barisan depan, belakang kiri dan kananmu.” Subhanallah,
begitu semangat bukan? Dan prestasi yerdahsyah dari Miqdad bin Zaid adalah ia
tidak penah kalah dalam berperang. Tahukah anda berapa usia Miqda kala itu?
Saat itu miqdad baru berusia dua belas
tahun. Dan dipimpinyanya berusia diatasnya, gimana, mantap gak tu?
Selain cerdas dan
pemberani seorang negarawan harus jujur , tawadhu, dan sederhana. Ada selogan yang menyakan “jujur itu hebat’
ingat siapa Rasullah SAW beliau diberi gelar Al Amin karena kejujuranya. Rsullah SAW tidak akan pernah
mengatakan sesuatu kecuali hal itu benar. Tawadhu(renadah hati0 hal dasar yang
perlu kita tanamkan dalam hati ialah bahwa kita sama di hadapan Allah SWT. Jadi, jangan pernah mrasa sombong kepada
sesame apalagi keoada AllahSWT. Dan serang negarawan harus tampil sederhana .
kita harus takjub pada kesederhanaan hidup seorang Moh.Hatta.
Seorang negarawan juga
tidak boleh egois. Menguntungkan diri sendiri itu bukan sifat seorang
negarawan. Harus lebih memprioritaskan kepentigan umum. kalau ingi menelaah
kita harus berguru pada masyarakat Badui., katanya disana ekonomi masyarakat
mereka merata. Hal itu terlihat dari bentuk rumah mereka, tidaj ada yang
terlalu bagus dan tak ada pula yang yerlalu jelek. Pemimpin merka pun harus
siap hidup layaknya mera, tidak telalu mencolok namun sederhana. Kabarnya
disana kalau pemimipinya tidak mampu untuk sederhana lebih baik mundur. Wow, top-markotop deh,sama teknik
lidership masyarakar Badui.
Itulah idealnya
seorang negarawan muda pemberani, penuh semngat,jujur,tidak egois, sedehanana
dan inspiratif. Dimana kita bisa bertemu sosok-sosok itu sekarang? Di TENS
2012.” TENS 2012 im coming!”
Ditulis oleh Afrizal
Fakultas Hukum
Universitas Andalas Padang
Referensi
1.
Muslim Inspiratif karangan
bapak Fachmi casova
2.
Character Building karangan bapak
Eri Soedewo